Sutradara: Armando Iannucci| Tahun: 2009
Antara Downing Street 10-London dan White House-Washington. Dua kepala negara dari "negara kuat" AS (Amerika Serikat) dan Inggris, ingin segera menyerang negara di kawasan Timur Tengah (haha, situasi yang hampir sama dengan invasi Irak di tahun 2003). Namun tidak semua pihak di kedua negara setuju bahwa perang adalah jalan terbaik. Termasuk Menlu (Menteri Luar Negeri) Inggris untuk pembangunan internasional, Simon Foster. Sementara di AS pun ada pihak dalam pemerintahan yang menolak perang, antara lain Jenderal George Miller dan asisten urusan diplomasi, Karen Clarke.
Secara tidak sengaja dalam suatu wawancara, menlu Simon Foster memberi pernyataan bahwa peluang perang "sulit diprediksi". Sontak, beragam reaksi bermunculan dan keadaan menjadi kacau. Dari sinilah peran dominan kepala komunikasi pemerintah Inggris yang terkenal galak, Malcolm Tucker, mulai terasa. Tak lama kemudian, delegasi Inggris datang ke Washington untuk mendiskusikan kemungkinan tentang perang. Kebimbangan sikap menlu Inggris terombang-ambing di antara kepentingan yang pro dan anti-perang. Posisinya di negeri sendiri juga terancam karena isu dirinya yang dianggap tidak becus menangani masalah di daerah konstituennya.
Menjelang pengesahan resolusi disetujui atau tidak perang di markas besar PBB, New York, segala cara dilakukan pihak pro-perang demi mewujudkan tujuan mereka untuk menyerang negara di Timur Tengah itu. Termasuk dengan meng-edit secara asal-asalan dokumen yang berasal dari seorang intelijen fiktif. Bayangkan, nama saramannya saja The Iceman (seperti nama superhero). Situasi semakin memanas dan konflik pun tak terhindarkan.
Antara Downing Street 10-London dan White House-Washington. Dua kepala negara dari "negara kuat" AS (Amerika Serikat) dan Inggris, ingin segera menyerang negara di kawasan Timur Tengah (haha, situasi yang hampir sama dengan invasi Irak di tahun 2003). Namun tidak semua pihak di kedua negara setuju bahwa perang adalah jalan terbaik. Termasuk Menlu (Menteri Luar Negeri) Inggris untuk pembangunan internasional, Simon Foster. Sementara di AS pun ada pihak dalam pemerintahan yang menolak perang, antara lain Jenderal George Miller dan asisten urusan diplomasi, Karen Clarke.
Secara tidak sengaja dalam suatu wawancara, menlu Simon Foster memberi pernyataan bahwa peluang perang "sulit diprediksi". Sontak, beragam reaksi bermunculan dan keadaan menjadi kacau. Dari sinilah peran dominan kepala komunikasi pemerintah Inggris yang terkenal galak, Malcolm Tucker, mulai terasa. Tak lama kemudian, delegasi Inggris datang ke Washington untuk mendiskusikan kemungkinan tentang perang. Kebimbangan sikap menlu Inggris terombang-ambing di antara kepentingan yang pro dan anti-perang. Posisinya di negeri sendiri juga terancam karena isu dirinya yang dianggap tidak becus menangani masalah di daerah konstituennya.
Menjelang pengesahan resolusi disetujui atau tidak perang di markas besar PBB, New York, segala cara dilakukan pihak pro-perang demi mewujudkan tujuan mereka untuk menyerang negara di Timur Tengah itu. Termasuk dengan meng-edit secara asal-asalan dokumen yang berasal dari seorang intelijen fiktif. Bayangkan, nama saramannya saja The Iceman (seperti nama superhero). Situasi semakin memanas dan konflik pun tak terhindarkan.
APA KATA DEKEPIKS?
Ini film bisa sangat membosankan untuk ditonton. Kebanyakan ngomong...mana pake bahasa ish...ish gitu lagi. Tapi buat yang suka sama film-film british, ini kudu masuk list wajib tonton lo. Komedi politk khas Inggris dengan bahasa-bahasa yang satir. Sebenarnya film ini adalah modifikasi dari sebuah serial di BBC "The Thick of It" yang membahas isu-isu seputar invasi AS-Inggris ke Irak. Ingat, perhatikan benar teksnya. Bakal sangat membantu kalo substitle-nya udah original, dan harap gunakan subtitle Inggris...supaya paham maksudnya !
Ini film bisa sangat membosankan untuk ditonton. Kebanyakan ngomong...mana pake bahasa ish...ish gitu lagi. Tapi buat yang suka sama film-film british, ini kudu masuk list wajib tonton lo. Komedi politk khas Inggris dengan bahasa-bahasa yang satir. Sebenarnya film ini adalah modifikasi dari sebuah serial di BBC "The Thick of It" yang membahas isu-isu seputar invasi AS-Inggris ke Irak. Ingat, perhatikan benar teksnya. Bakal sangat membantu kalo substitle-nya udah original, dan harap gunakan subtitle Inggris...supaya paham maksudnya !
APA KATA ROOMEY?
Ide ceritanya bagi gw brilian. Suasana dalam kantor pemerintahan berikut kepanikannya menghadapi berbagai isu tervisualisasi dengan baik. Ada menteri yang lugu dan terkesan bodoh, konflik dalam tim antara pegawai senior dengan orang baru yang sok tahu, cara pandang sipil dan militer. Lalu ada suara rakyat (wong cilik) yang kerap diabaikan wakilnya...hmmm, kenyataan yang terjadi di negara mana pun (paham dong maksudnya). Belum lagi peran kuat media untuk mendramatisir isu sehingga menjadi berita besar. Yang seru juga ejekan khas dari arogansi antara orang Inggris dan Amerika. Patut ditertawakan.
Dalam dialog film ini sering diselipkan nama karakter dari film-film terkenal seperti Eraserhead, Harry Potter, dan Flintstone. Buat yang mau "memperdalam" bahasa Inggris, sebaiknya nonton In The Loop. Selain istilah politik, banyak sekali sumpah serapah yang bisa diserap. Variasi penggunaan f**k dalam kalimat pun sangat beragam. Mungkin awalnya risih, tapi lama kelamaan bisa jadi ketagihan. Setidaknya jika kapan-kapan dicaci-maki orang Inggris, sudah tahu cara membalasnya :) Konon, kalau mau fasih berbahasa asing diawali dengan menguasai kata-kata joroknya...dan gw percaya itu. As the British would say, this film is jolly good!
Putusan: Komedi politik yang penuh sindiran dan kaya permainan kata-kata. Kasar, konyol, cerdas!
0 komentar:
Posting Komentar